Sabtu, 25 Februari 2017

Antara Mahasiswa dan MEA

Di era yang semakin maju seperti ini banyak perubahan yang telah terjadi. Salah satunya adalah perubahan ekonomi negara yang sangat pesat, namun perubahan tersebut terkadang membuat kemajuan atau kemunduran bagi masyarakat itu sendiri. Sekarang ini masyarakat terkadang mengalami kesuliatan dalam menghadapi perekonomian mereka. Salah satu contohnya masyarakat indonesia dalam menghadapi ekonomi di ASEAN. Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA merupakan bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Tujuan Ekonomi ASEAN 2015 yaitu untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan Asia Tenggara, dan untuk Indonesia sendiri diharapkan tidak terjadi krisis lagi seperti tahun 1997. Dengan hadirnya MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk memanfaatkan keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis memperoleh keuntungan. Namun demikian, Indonesia masih memiliki banyak tantangan dan risiko-risiko yang akan muncul bila MEA telah diimplementasikan. Oleh karena itu, para risk professional diharapkan dapat lebih peka terhadap fluktuasi yang akan terjadi agar dapat mengantisipasi risiko-risiko yang muncul dengan tepat. Di negara Indonesia banyak sekali sektor yang bisa dimanfaatkan. Dan juga pada sektor perikanan, sudah ketahui sendiri lebih dari 50% wilayah indonesia adalah perairan. Kemudian Indonesia juga mempunyai sumber daya alamnya yang melimpah.


Pada akhir tahun ini Indonesia sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). ASEAN merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi yang terdiri dari kawasan Asia Tenggara yang terdiri dari negara Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Didirikannya organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggota, serta memajukan perdamaian di tingkat regional atau kawasan. Indonesia sebagai salah satu negara yang sudah bergabung dengan MEA,  maka wajib bagi Negara Indonesia untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang memadai serta berani bersaing di pasar bebas ASEAN 2015. Dalam hal ini maka di butuhkan sumber daya manusia yang handal dan bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN. Dan dibutuhkan juga sumber daya manusia yang memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi agar Indonesia berhasil. Di beberapa negara maju yang miskin sumber daya alam tetap mampu berhasil karena memiliki sumber daya kepemimpinan seperti contohnya Singapura. Dengan negara Indonesia yang kaya akan sumber daya alam seharusnya mampu bersaing.
            Sebagai salah satu anggota maka Indonesia berkewajiban untuk mentaati semua kebijakan yang telah disepakati yaitu untuk membebaskan semua aliran barang, jasa, dan tenaga kerja. Dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi MEA atau pasar bebas di kawasan Asia Tenggara maka diperlukan leadership atau sumber daya kepemimpinan yang mampu mengantarkan Indonesia untuk bersaing dan berkompetisi dengan negara lainnya. Oleh karena itu, untuk membentuk sumber daya yang berjiwa kepemimpinan harus di persiapkan sejak dini.


Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan konsep yang mulai digunakan dalam Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II), Bali, Oktober 2003. MEA adalah salah satu pilar perwujudan ASEAN Vision, bersama-sama dengan ASEAN Economic Community (AEC), ASEAN Security Community (ASC), dan ASEAN Socio-cultural Community (ASCC). Ada 4 pilar terpenting untuk mewujudkan MEA 2015, 4 pilar tersebut yang telah disepakati oleh Para Pemimpin ASEAN adalah sebagai berikut :
1.     Pasar tunggal dan basis produksi
Yaitu negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. Sehingga akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.
2.     Kawasan ekonomi berdaya saing tinggi
Dalam hal ini memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-Commerce. Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil, mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta, menciptakan jaringan transportasi yang efisien, aman, dan terintegrasi; menghilangkan sistem Double Taxation, dan meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online.
3.     Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata
Dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi. 
4.     Kawasan yang terintegrasi penuh dengan ekonomi global.
Dengan dengan membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap negara-negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangkan paket bantuan teknis kepada negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala regional namun juga memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global.

Dampak MEA Untuk Indonesia
Menurut riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan bahwa pembukaan pasar tenaga kerja bebas mendatangkan manfaat yang besar. Selain dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara. ILO juga merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau sekitar 14 juta pada tahun 2015. Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 juta. Namun, dengan laporan ini diprediksi bahwa akan banyak perusahaan yang pegawainya kurang terampil atau bahkan salah dalam penempatan kerja karena kurang pelatihan dan pendidikan profesi.

Kesiapan Mahasiswa dalam Menghadapi MEA
Mahasiswa merupakan sumber daya manusia yang unggul dan harus memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lainnya. Dari sebuah data jumlah mahasiswa Indonesia saat ini 4,8 juta orang, dan jika dihitung terhadap populasi penduduk berusisa 19-24 tahun, maka angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi yaitu 18,4 %, berarti ada lebih dari 81,6% anak usia 19-24 tahun tidak mengalami kesempatan untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi atau kuliah. Untuk ukuran Indonesia yang kaya akan sumber daya alamnya, seharusnya bisa mengubah jumlah anak yang mengenyam Perguruan Tinggi lebih banyak dibandingkan yang tidak. Mengingat peran mahasiswa sangatlah penting untuk pembangunan bangsa ini. Dalam beberapa hal, Indonesia dinilai belum siap dalam menghadapi MEA 2015.Banyak kalangan yang masih ragu dengan kesiapan Indonesia, kekhawatiran mengenai terhantamnya sektor-sektor usaha di negara Indonesia. Berdasarkan fakta peringkat, daya saing Indonesia 2012-2013 berada diposisi 50 dari 144 negara, dimana Indonesia masih dibawah Singapura yang berada pada posisi kedua, Malaysa posisi ke dua puluh lima dan Brunei pada posisi dua puluh delapan. Dalam menghadapi MEA dibutuhkan sumber daya manusia kepemimpinan yang terampil dan juga terdidik, karena sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang sangat penting. Untuk pembentukan sumber daya kepemimpinan sangat bergantung peran dunia pendidikan. Tokoh-tokoh bangsa pun sudah memasukkan pendidikan sebagai salah satu tujuan pembentukan pemerintahan Indonesia. Indonesia harus memaksimalkan sumber daya manusia agar unggul dan mampu bersaing dengan negara lain.

Perspektif Public Health Leadership

Di era globalisasi sekarang ini mengharuskan tenaga kesehatan berbenah diri. Peluang dan tantangan yang menghadang harus diterobos baik itu dengan peningkatan mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan Indonesia yang hanya dapat dicapai apabila tenaga kesehatan Indonesia melakukan pelayanannya sesuai dengan Standar Profesinya. Untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, seorang mahasiswa dari kesehatan masyarakat juga mampu berperan untuk memajukan bangsa ini. Bisnis dibidang kesehatan memang tidak cukup terkenal dibandingkan bisnis di sektor lainnya. Namun bukan berarti bisnis didunia kesehatan tidak menjadi sektor yang berpengaruh bagi perkembangan ekonomi disebuah negara. Banyak pembenahan yang harus dilakukan mulai dari standarisasi fasilitas kesehatan sesuai dengan standar internasional (JCI). Disisi lain, bisnis kesehatan harus memperhatikan sisi sosial dan kemanusiaan yang tinggi disamping sisi ekonomi untuk mendapatkan profit. Sebagai seorang mahasiswa kesehatan masyarakat, hal ini menjadi sebuah tantangan bagaimana Indonesia harus turut andil dalam kompetisi di bisnis kesehatan dengan juga ikut bertransformasi menjadi negara rujukan berobat bagi negara anggota ASEAN lainnya.

Bukan Lingkar Biasa

Dakwah merupakan cara umat muslim untuk menyeru pada kebaikan. Kondisi zaman sekarang sangatlah jauh berbeda 180 derajat dari zaman Nabi Muhammad SAW. Misalnya saja di kampus Universitas Diponegoro, banyak di selenggarakan fasilitas kajian atau sarana untuk memperoleh dakwah dari ustadz maupun yang lainnya, namun kebanyakan mahasiswa justru tak banyak yang mengikutinya. Sesungguhnya kita lah yang membutuhkan dakwah, bukan dakwah yang membutuhkan kita. Hidup di zaman yang bisa dibilang serba “edan” ini, orang harus memiliki jiwa dan keimanan yang kuat. Kenapa di bilang “edan”? Kita tahu sekarang ini orang lebih suka berfoya-foya dari pada berbuat hal yang postif. Apalagi seorang mahasiswa yang mayoritas adalah anak perantauan, dimana jauh dari orang tua dan pengawasan. Tentu sangat perlu suatu penjagaan untuk diri sendiri agar tidak terjerumus atau terpengaruh kedalam hal-hal yang negatif yang mampu membawa kepada kehancuran diri. Untuk mengatasi hal tersebut, hal yang paling sederhana yaitu mencari sesuatu untuk perlindungan diri. Hal itu dapat ditemukan di setiap jurusan maupun fakultas. Ya, salah satunya yaitu melalui mentoring. Apa sih mentoring itu? Bagi mahasiswa baru khususnya banyak yang belum mengetahui apa itu mentoring. Mentoring adalah sebuah lingkar yang tidak biasa. Kenapa? Karena mentoring itu terdiri dari beberapa orang yang sudah dikelompokkan, dimana mereka akan melingkar dan dipimpin satu pementor atau murobbi yang akan selalu memberikan pembekalan diri dan lebih ke rohani nya agar jiwa-jiwa yang selalu teguh dan tidak goyah.  Meskipun melihat real nya bahwa orang-orang masih menganggap bahwa mentoring adalah sesuatu yang tabu. Namun, yakinlah melalui mentoring hati ini akan terpagari oleh hal-hal yang baik dan positif. Mentoring adalah sebuah lingkaran yang insyaAllah senantiasa akan di lindungi malaikat-malaikat, lingkaran yang diharapkan akan mampu menginspirasi, lingkaran yang diharapkan akan selalu berjihad dijalan Allah, lingkaran yang diharapkan akan mampu membawa orang-orang nya ke dalam surga yang telah di janjikan Allah.

Mentoring merupakan sebuah dakwah, dimana jalan dakwah adalah jalan para Nabi dan Rasul. Sebuah jalan yang katanya memang tak bergelimpang harta, pujian, dan sanjungan. Melainkan sebuah jalan yang penuh perjuangan dan pengorbanan. Walaupun dalam mentoring akan menemui rintangan-rintangan, namun akan menuju lautan kebahagiaan yang hakiki. Jalan yang telah dijanjikan kemenangan ini pasti akan menang. Apapun pilihannya pasti akan ada konsekuensinya. Ingin disambut malaikat Ridwan ataukah malaikat Malik. J