Di era yang semakin maju seperti ini
banyak perubahan yang telah terjadi. Salah satunya adalah perubahan ekonomi
negara yang sangat pesat, namun perubahan tersebut terkadang membuat kemajuan
atau kemunduran bagi masyarakat itu sendiri. Sekarang ini masyarakat terkadang
mengalami kesuliatan dalam menghadapi perekonomian mereka. Salah satu contohnya
masyarakat indonesia dalam menghadapi ekonomi di ASEAN. Indonesia dan
negara-negara di wilayah Asia Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang
terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA merupakan
bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Tujuan
Ekonomi ASEAN 2015 yaitu untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan
Asia Tenggara, dan untuk Indonesia sendiri diharapkan tidak terjadi krisis lagi
seperti tahun 1997. Dengan hadirnya MEA ini, Indonesia memiliki peluang untuk
memanfaatkan keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis memperoleh
keuntungan. Namun demikian, Indonesia masih memiliki banyak tantangan dan
risiko-risiko yang akan muncul bila MEA telah diimplementasikan. Oleh karena
itu, para risk professional
diharapkan dapat lebih peka terhadap fluktuasi yang akan terjadi agar dapat
mengantisipasi risiko-risiko yang muncul dengan tepat. Di negara Indonesia
banyak sekali sektor yang bisa dimanfaatkan. Dan juga pada sektor perikanan,
sudah ketahui sendiri lebih dari 50% wilayah indonesia adalah perairan.
Kemudian Indonesia juga mempunyai sumber daya alamnya yang melimpah.
Pada
akhir tahun ini Indonesia sudah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
ASEAN merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi yang terdiri dari
kawasan Asia Tenggara yang terdiri dari negara Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura, dan Thailand. Didirikannya organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan
negara-negara anggota, serta memajukan perdamaian di tingkat regional atau
kawasan. Indonesia sebagai salah satu negara yang
sudah bergabung dengan MEA, maka wajib
bagi Negara Indonesia untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang
memadai serta berani bersaing di pasar bebas ASEAN 2015. Dalam hal ini maka di
butuhkan sumber daya manusia yang handal dan bisa bersaing dengan negara-negara
ASEAN. Dan dibutuhkan juga sumber daya manusia yang
memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi agar Indonesia berhasil. Di beberapa
negara maju yang miskin sumber daya alam tetap mampu berhasil karena memiliki
sumber daya kepemimpinan seperti contohnya Singapura. Dengan negara Indonesia
yang kaya akan sumber daya alam seharusnya mampu bersaing.
Sebagai salah satu anggota maka
Indonesia berkewajiban untuk mentaati semua kebijakan yang telah disepakati
yaitu untuk membebaskan semua aliran barang, jasa, dan tenaga kerja. Dalam
menyiapkan sumber daya manusia untuk menghadapi MEA atau pasar bebas di kawasan
Asia Tenggara maka diperlukan leadership atau sumber daya kepemimpinan yang
mampu mengantarkan Indonesia untuk bersaing dan berkompetisi dengan negara
lainnya. Oleh karena itu, untuk membentuk sumber daya yang berjiwa kepemimpinan
harus di persiapkan sejak dini.
Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan konsep yang mulai digunakan dalam Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II), Bali, Oktober 2003. MEA adalah salah satu pilar
perwujudan ASEAN Vision, bersama-sama
dengan ASEAN Economic Community (AEC),
ASEAN Security Community (ASC), dan
ASEAN Socio-cultural Community (ASCC).
Ada 4 pilar terpenting untuk mewujudkan MEA 2015,
4 pilar tersebut yang telah disepakati oleh Para Pemimpin ASEAN adalah sebagai
berikut :
1.
Pasar tunggal dan basis
produksi
Yaitu
negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah
kesatuan pasar dan basis produksi. Sehingga akan membuat arus barang, jasa,
investasi, modal dalam jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada
hambatan dari satu negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara.
2.
Kawasan ekonomi berdaya
saing tinggi
Dalam hal ini memerlukan
suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer
protection, Intellectual Property Rights (IPR), taxation, dan E-Commerce.
Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil, mencegah terjadinya
pelanggaran hak cipta, menciptakan jaringan transportasi yang efisien, aman,
dan terintegrasi; menghilangkan sistem Double Taxation, dan
meningkatkan perdagangan dengan media elektronik berbasis online.
3.
Kawasan dengan pembangunan
ekonomi yang merata
Dengan
memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). Kemampuan daya saing dan
dinamisme UKM akan ditingkatkan dengan memfasilitasi akses mereka terhadap
informasi terkini, kondisi pasar, pengembangan sumber daya manusia dalam hal
peningkatan kemampuan, keuangan, serta teknologi.
4.
Kawasan yang terintegrasi
penuh dengan ekonomi global.
Dengan
dengan membangun sebuah sistem untuk meningkatkan koordinasi terhadap
negara-negara anggota. Selain itu, akan ditingkatkan partisipasi negara-negara
di kawasan Asia Tenggara pada jaringan pasokan global melalui pengembangkan
paket bantuan teknis kepada negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang.
Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan industri dan produktivitas
sehingga tidak hanya terjadi peningkatkan partisipasi mereka pada skala
regional namun juga memunculkan inisiatif untuk terintegrasi secara global.
Dampak
MEA Untuk Indonesia
Menurut
riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau ILO menyebutkan bahwa
pembukaan pasar tenaga kerja bebas mendatangkan manfaat yang besar. Selain
dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, skema ini juga dapat meningkatkan
kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara. ILO juga merinci
bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau sekitar 14 juta
pada tahun 2015. Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan
naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau
12 juta. Namun, dengan laporan ini diprediksi bahwa akan banyak perusahaan yang
pegawainya kurang terampil atau bahkan salah dalam penempatan kerja karena
kurang pelatihan dan pendidikan profesi.
Kesiapan Mahasiswa dalam Menghadapi
MEA
Mahasiswa merupakan sumber daya
manusia yang unggul dan harus memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang
lainnya. Dari sebuah data jumlah mahasiswa Indonesia saat ini 4,8 juta orang,
dan jika dihitung terhadap populasi penduduk berusisa 19-24 tahun, maka angka
partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi yaitu 18,4 %, berarti ada lebih dari
81,6% anak usia 19-24 tahun tidak mengalami kesempatan untuk mengenyam
pendidikan di perguruan tinggi atau kuliah. Untuk ukuran Indonesia yang kaya
akan sumber daya alamnya, seharusnya bisa mengubah jumlah anak yang mengenyam
Perguruan Tinggi lebih banyak dibandingkan yang tidak. Mengingat peran
mahasiswa sangatlah penting untuk pembangunan bangsa ini. Dalam beberapa hal,
Indonesia dinilai belum siap dalam menghadapi MEA 2015.Banyak kalangan yang
masih ragu dengan kesiapan Indonesia, kekhawatiran mengenai terhantamnya
sektor-sektor usaha di negara Indonesia. Berdasarkan fakta peringkat, daya
saing Indonesia 2012-2013 berada diposisi 50 dari 144 negara, dimana Indonesia
masih dibawah Singapura yang berada pada posisi kedua, Malaysa posisi ke dua
puluh lima dan Brunei pada posisi dua puluh delapan. Dalam menghadapi MEA
dibutuhkan sumber daya manusia kepemimpinan yang terampil dan juga terdidik,
karena sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang sangat penting. Untuk
pembentukan sumber daya kepemimpinan sangat bergantung peran dunia pendidikan.
Tokoh-tokoh bangsa pun sudah memasukkan pendidikan sebagai salah satu tujuan
pembentukan pemerintahan Indonesia. Indonesia harus memaksimalkan sumber daya
manusia agar unggul dan mampu bersaing dengan negara lain.
Perspektif Public Health Leadership
Di era globalisasi sekarang ini
mengharuskan tenaga kesehatan berbenah diri. Peluang dan tantangan yang
menghadang harus diterobos baik itu dengan peningkatan mutu dan profesionalisme
tenaga kesehatan Indonesia yang hanya dapat dicapai apabila tenaga kesehatan
Indonesia melakukan pelayanannya sesuai dengan Standar Profesinya. Untuk
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, seorang mahasiswa dari kesehatan
masyarakat juga mampu berperan untuk memajukan bangsa ini. Bisnis dibidang
kesehatan memang tidak cukup terkenal dibandingkan bisnis di sektor lainnya.
Namun bukan berarti bisnis didunia kesehatan tidak menjadi sektor yang
berpengaruh bagi perkembangan ekonomi disebuah negara. Banyak pembenahan yang
harus dilakukan mulai dari standarisasi fasilitas kesehatan sesuai dengan
standar internasional (JCI). Disisi lain, bisnis kesehatan harus memperhatikan
sisi sosial dan kemanusiaan yang tinggi disamping sisi ekonomi untuk
mendapatkan profit. Sebagai seorang mahasiswa kesehatan masyarakat, hal ini
menjadi sebuah tantangan bagaimana Indonesia harus turut andil dalam kompetisi
di bisnis kesehatan dengan juga ikut bertransformasi menjadi negara rujukan berobat
bagi negara anggota ASEAN lainnya.